2 Mei 2014

"Ganjar Targetkan Jateng Surplus 10 Juta Ton Beras"

UNGARAN, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menetapkan target produksi pangan sebesar 10.275.849 ton beras di Jawa Tengah untuk tahun 2014. Target ini ditetapkan untuk mendukung pencapaian swasembada pangan nasional, khususnya target surplus beras 10 juta ton. 

Selain beras, produksi jagung juga ditargetkan bisa mencapai 3.025.216 ton jagung pipil, serta 139.621 ton kedelai. Hal itu disampaikan Ganjar selaku Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Jawa Tengah, ketika Rapat Koordinasi (Rakor) yang mengambil tema 'Antisipasi Anomali Iklim Untuk Memantabkan Kemandiran dan Kedaulatan Pangan Jateng', di Ruang Rapat Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jawa Tengah, di Ungaran, Jumat (2/5/2014). 

Dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala BKP Jawa Tengah, Gayatri Indah Cahyani, Ganjar juga mengatakan dalam target produksi padi nasional 2014 sebesar 76,57 juta ton gabah kering giling (GKG), Jawa Tengah ditargetkan bisa menghasilkan sebesar 10,97 juta ton GKG. 

"Kami pun meminta, agar arah dan kebijakan sektor partanian harus sejalan dengan program nasional. Termasuk di antaranya dukungan anggaran demi mendorong pertumbuhan sektor pertanian di Jawa Tengah," ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, ada sejumlah langkah yang diambil, di antaranya peningkatan produktivitas, perluasan areal tanaman, pengelolaan lahan, pengamanan produksi dari gangguan organisme pengganggu tanaman, perubahan iklim, penyempurnaan manajemen pascapanen, dan pengendalian alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian. 

"Kami berharap kondisi cadangan pangan di Perum Bulog sampai 27 April 2014 sebesar 225.132 ton dapat dipertahankan. Asumsinya stok tersebut dapat memenuhi sampai enam bulan ke depan," kata Gayatri. 

Bulog, lanjutnya, harus segera mengambil langkah guna meningkatkan pengadaan beras yang dubutuhkan, salah satunya dengan menyerap gabah dari petani. Adapun untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim di Jawa Tengah, perlu diambli langkah dengan sosialisasi masa tanam ke petani. 

"Hasil yang optimal sangat bergantung pada ketersediaan pestisida, bagaimana cara penggunaan pupuk, sistem irigasi berselang, serta pengaturan waktu dan pola tanam yang baik," lanjutnya. 

Gayatri mengungkapkan, perubahan iklim serta pergeseran musim akan berdampak pada gagal panen akibat kekeringan dan banjir di berbagai wilayah. Di samping itu, penurunan produksi pangan juga disebabkan oleh semakin sempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi.

source : http://regional.kompas.com/read/2014/05/02/1854223/Ganjar.Targetkan.Jateng.Surplus.10.Juta.Ton.Beras?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

opini saya:
Jawa Tengah sangat berpotensi menjadi tumpuan pertanian Indonesia, tidak perlu jauh-jauh untuk ekspor. dengan memenuhi kebutuhan Nasional Indonesia kalau sukses itu sudah cukup. caranya bisa diawali dengan produksi yang seperti biasa, dengan tanggapan dari pemerintah seperti Pak Ganjar yang bisa membantu untuk perbaikan proses seperti penyuluhan pemupukan pengairan, pemberian bibit unggul, bantuan penyemprotan hama dan mengedukasi sekitar untuk "tidak" menjadikan sawah sebagai objek pembangunan. itu dulu saja. 

kelihatannya mungkin simple, bagi orang yang ber-background teknik industri setelah efektif tentu akan mengejar efisien. memang susah, tapi sedikit demi sedikit pasti akan ada perubahan. memang tidak banyak tapi yang pasti akan sangat bermanfaat.

inti dari masalah ketidaktersediaannya beras yang mengakibatkan kita harus impor adalah kurangnya kolaborasi antara pemerintah, petani dan para sarjana muda yang harusnya ikut terjun mengabdi ke masyarakat lewat keilmuan yang dimilikinya. yeah.. itu. dengan teori tanp praktik itu sama saja dengan bulshit. pemerintah janji saja tanpa action juga sama bulshitnya. petani yang kolot dan tidak suka perubahan yang hanya menerima pasrah tanpa berusaha akan tetap begini sehingga tidak akan ada perubahan. andai ada gerakan anak muda yang dalam wadah besar skala wilayah kota saja yang ikut melek terhadap kota mereka sendiri, dan banyak pendukung dan tangan yang membantu.. itu akan lebih bisa diharapkan daripada diam berpangku tangan dan mengejar materi untuk pribadi. 

saya hanya berpendapat, semoga saya juga bisa ikut dalam pengabdian masyarakat secara nyata nantinya, tentu saja untuk kota Nganjuk tercinta dan negara Indonesia pastinya.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar